Kamis, 17 Februari 2011

PRILAKU KREATIF ANAK USIA DINI


PRILAKU KREATIF ANAK USIA DINI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada dasarnya manusia mempunyai potensi kreatif sejak awal ia diciptakan. Potensi kreatif ini dapat kita lihat melalui keajaiban alamiah seorang bayi dalam mengeksplorasi apapun yang ada disekitarnya. Berdasarkan realita tersebut maka pendidikanlah yang mengemban tugas untuk dapat mengembangkan potensi kreatif yang dimiliki manusia tersebut.
Diakui atau tidak, memang pada dasarnya setiap manusia mempunyai potensi keatif. Hanya saja dalam perjalanan hidupnya ada yang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan potensi kreatifnya, ada pula yang kehilangan potensi kreatifnya karena tidak mendapat kesempatan ataupun tidak menemukan lingkungan yang memfasilitasi berkembangnya potensi kreatif tersbut.
Dengan potensi alami yang dimilikinya, maka anak akan senantiasa membutuhkan aktifitas yang sarat dengan ide-ide kreatif. Mereka perlu mendapatkan pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka untuk dapat mengembangkan kemampuan dan potensinya tersebut dapat berguna bagi dirinya, keluarga dan masyarakat luas pada umumnya.
Dalam mengembang kreatifitas hendaknya dilakukan sejak dini (golden age), sebab pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan potensinya tersebut. Oleh karena itu kreatifitas perlu dirangsang perkembangannya sejak masa kanak-kanak. Sampai pada usia empat tahun seorang anak telah mencapai separuh dari kecerdasannya. Rangsangan yang diberikan pada tahun-tahun pertama kehidupannya akan memberikan hasil yang paling besar dalam peningkatan potensinya.
Bermain merupakan suatu dorongan fitrah yang merupakan pembawaan manusia dan tidak terbatas oleh usia. Bermain mempunyai arti yang sangat penting bagi anak, kegiatan bermain merupakan ungkapan jiwa yang benar, menyenangkan dimana didalamnya ada semacam rekreasi jiwa yang cenderung pada kebebasan dan spontanitas yang digambarkan secara jujur. Bermain adalah hak asasi yang memilik nilai utama yang hakiki bagi anak pada masa pra sekolah. Kegiatan bermain pada anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya baik yang bersifat fisik maupun psikis. Dalam bermain anak memiliki kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak dapat mengembangkan otot halus dan kasar, meningkatkan penalaran dan mengenal lingkungannya, mengembangkan daya imajinasi, fantasi dan kreatifitas anakpun terasah.
Anak-anak pada dasarnya adalah individu yang kreatif. Mereka memiliki cirri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan sebagai cirri-ciri individu yang kreatif. Misalnya, rasa ingin tahu yang besar, sering bertanya, imajinasi yang tinggi, minat yang banyak, tidak takut salah, berani menghadapi resiko, bebas dalam berpikir, senang akan hal-hal yang baru, dan sebagainya.
Dalam hal ini, orangtua dan guru perlu bekerja sama dan memahami kreatifitas anak-anak dengan bersikap luwes dan kreatif pula. Kreatifitas yang dimilik anak seharusnya mendapatkan perhatian, bimbingan serta stimulasi yang tepat agar dapat berkembang dengan optimal. Sekarang ini, dunia pendidikan anak terutama untuk anak usia dini sangat membutuhkan guru yang kreatif. Pandai saja tidak cukup, tetapi juga harus cerdas dalam mengembangkan keterampilan dan mencari bahan ajar yang betul-betul sesuai dengan peserta didik.
Sebenarnya, pendidik tidak hanya bergantung pada buku atau bahan ajar dan alat peraga yang telah ada atau tersedia. Alam semesta sesungguhnya merupakan sumber belajar yang tidak ada habisnya. Bagaimana memanfaatkan dan memberdayakan alam semesta sebagai sumber belajar yang sangat bergantung pada kreatifitas guru dan memotivasi, menstimulasi serta merancang kegiatan pembelajaran bagi peserta didik.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1        Bagaimana membuat rancangan pembelajaran untuk mengembangkan kreatifitas anak?

1.3  Tujuan

1.3.1        Untuk membuat rancangan pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas anak



















BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1 Mengapa kreatifitas penting dikembangkan dalam kehidupan manusia?

Pentingnya pengembangan kreativitas dipengaruhi oleh faktor internal yaitu dari dalam individu manusia tersebut dan faktor eksternal berasal dari luar diri manusia. Pada dasarnya mnusia dilahirkan dengan dikaruniai berbagai potensi. Yang mana potensi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sejak masa konsepsi, proses hingga lahir dan akan terus berjalan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan hingga akhir hayatnya.
Menurut Hurlock (1980), pertumbuhan sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berhubungan atau berkaitan dengan kuantitas. Sedangkan perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan merupakan perubahan secara kualitatif.
Gunawan (2003) menjelaskan, manusia sejak lahir memiliki 100-200 miliar sel neuron aktif yang didukung oleh 900 miliar sel pendukung lainnya. Jadi total adalah 1 triliun sel otak yang siap memproses triliunan informasi yang disebut “blue print”. Manusia diberi otak yang sedemikian luar biasa kemampuannya, namun ini barulah potensi. Potensi ini harus dikembangkan. Meskipun memiliki jumlah sel otak yang sangat banyak, ini bukanlah jaminan seseorang bisa menjadi makhluk yang cerdas. Kecerdasa seseorang sebenarnya tergantung pada seberapa banyak koneksi yang terjadi pada setiap sel otak tersebut. Setiap sel otak memiliki kemungkinan koneksi dari satu hingga dua puluh ribu koneksi. Jadi, bisa dibayangkan betapa besar potensi yang dimiliki oleh manusia yang harus dikembangkan dan dioptimalkan.
Prestasi kreativitas sangat ditentukan oleh ciri-ciri afektif disamping kognitif. Dari dua hal itu muncul dua bentuk kegiatan yaitu aptitude dan nonaptitude. Aptitude adalah kegiatan yang berhubungan dengan kognitif dan kemampuan berfikir seperti menangkap masalah, kelancaran, orisinalitas, dan elaborasi. Sedangkan nonaptitude atau disebut juga afektif  kreativitas adalah bentuk kegiatan yang berhubungan dengan afektif yaitu sikap, perasaan atau motivasi. Ciri-cirinya antara lain rasa ingin tahu, berani mengambil resiko, bebas dalam berpikir dan sebagainya (Lynch 2004).
Anak usia prasekolah imajinasi yang amat kaya sedangkan imajinasi ini merupakan dasar dari semua jenis kegiatan kreatif. Mereka memiliki “kreativitas alamiah” yang tampak dari prilaku seperti: sering bertanya, senang menjajagi lingkungan, tertarik untuk menjadi segala sesuatu, dan memiliki daya khayal yan kuat. Anak-anak diusia ini mulai mengembangkan perasaan otonomi serta ingin melakukan semuanya sendiri. Rasa ingin tahunya yang besar perlu dikembangkan dengan menunjukkan rasa antusias yang tinggi bila ia menemukan atau menciptakan sesuatu yang baru. Orang tua dan guru perlu mengarahkan mereka untuk menyumbangkan ide dalam membuat suatu perencanaan. Tahapan usia ini merupakan saat yang terbaik untuk mengembangkan imajinasi dalam menciptakan kejutan-kejutan baru bagi teman-teman dan anggota keluarga (Mulyadi,2004).

2.2 Apa sebenarnya kreativitas itu?
Gallagher (1985) (dalam Rachmawati dan kurniati 2005), mengatakan bahwa “Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengkomunikasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya”.
Monstakis (dalam Munandar, 1995) mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam dan orang lain. Pada umumnya definisi kreatifitas dirumuskan dalam istilah pribadi (person), proses, produk, dan press, seperti yang diungkapkan oleh Rhodes yang menyebutkan hal ini sebagai “ Four P’s of Creativity: person, process, press, product”. Keempat P ini saling berkaitan: pribadi yang kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif, dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan, akan menghasilkan produk kreatif.
Berdasarkan beberapa devinisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental iindividu yang melahiran gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdayaguna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
Supriadi (1994) (dalam Rachmawati dan kurniati 2005) mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinalitas dan fleksibilitas, kelancaran dan elaborasi. Sedangkan cirri non kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif.
Sedangkan mengenai 24 ciri kepribadian yang ditemukannya dalam berbagai studi adalah sebagai berikut:
  1. terbuka terhadap pengalaman baru
  2. fleksibel dalam berpikir dan merespon
  3. bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan
  4. menghargai fantasi
  5. tertarik pada kegiatan-kegiatan kreatif
  6. mempunyi pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain
  7. mempunyai rasa ingin tahu yang besar
  8. toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti
  9. berani mengambil resiko yang diperhitungkan
  10. percaya diri dan mendiri
  11. memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas
  12. tekun dan tidak mudah bosan
  13. tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah
  14. kaya akan inisiatif
  15. peka terhadap situasi lingkungan
  16. lebih beroriantasi ke masa kini dan masa dapan daripada masa lalu
  17. memiliki citra diri dan stabilitas
  18. tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistic dan mengandung teka-teki
  19. memiliki gagasan yang orisinil
  20. mempunyai minat yang luas
  21. menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfat dan kostruktif bagi pengembangan diri
  22. kritis terhadap pendapat orang lain
  23. senang mengajukan pertanyaan yang baik
  24. memiliki kesadaran etika-moral dan estetik yang tinggi
Dari karakteristik tersebut kita dapat melihat betapa sangat beragam dan fluktuatifnya kepribadian orang kreatif. Orang kreatif memiliki potensi kepribadian yang positif juga negatif. Disinilah pentingnya kehadiran seorang guru sebagai pembimbing yang akan membantu menyeimbangkan perkembangan kepribadiannya, sehingga anak kreatif dapat berkembang sosial dan emosinya.

2.3    Bagaimana cara mengembangkan kreativitas?
Menurut Mushaffa (2009), kreatifitas anak dapat dirangsang oleh orangtua, guru  dan orang dewasa lainnya dengan membiasakan mereka menghayati permasalahan yang timbul dalam keluarga, lingkungan atau masyarakat. Sehingga akan muncul keinginan anak-anak untuk ikut sera mengatasi atau menyelesaikannya.
Berkenaan dengan pengembangan kreativitas di sekolah, Kurikulum Berbasis Kopetensi menegaskan bahwa setiap siswa memiliki potensi untuk berbeda. Perbedaan siswa terlihat dalam pola pikir, daya imajinasi, fantasi, dan hasil karya. Akibatnya kegiatan belajar mengajar perlu dipilih dan dirancang agar memberikan kesempatan dan kebebasan berkreasi secara berkesinambungan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kreativitas siswa.
Berdasarkan hal tesebut maka menurut Rachmawati dan Kurniati (2005) dikemukakan Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak.
  1. Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk (hasil karya)
Pengembangan kreativitas pada anak melalui kegiatan hasta karya ini memiliki potensi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak hanya kreativitas yang terfasilitasi untuk berkembang dengan baik tetapi juga kemampuan kognitif, motorik dan imajinasi anak.
  1. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi
Dalam permaianan imajinasi anak-anak dapat memperagakan suatu situasi, memainkan peranannya secara tertentu, memainkan peran seseorang dan menggantinya bila tidak cocok ataupun membayangkan sesuatu yang tidak pernah mereka alami.
  1. Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi
Ide-ide kreatif seringkali muncul dari eksplorasi atau penjelajahan individu terhadap sesuatu. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk melihat, memahami, meraskan dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka.
  1. Pengembangan kreativitas melalui eksperimen
Melalui eksperimen sederhana anak-anak akan menemui hal-hal ajaib dan menakjubkan. Hal ini penting karena dengan rasa takjub dan kekaguman akan rahasia-rahasia alam inilah anak akan tetap menyukai aktivitas belajar sampai tua. Melalui eksperiman pula anak dapat menemukan ide-ide baru ataupun karya-karya baru yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
  1. Pengembangan kreativitas melalui proyek
Metode proyek ini merupakan metode pembelajaran yang dilakukan anak untuk melakukan pendalaman tentang satu topik pembelajaran yang diminati satu atau beberapa anak. Dalam arti lain menyatakan bahwa metode ini merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dikerjakan secara berkelompok. Didalam kehidupan kelompok, masing-masing anak untuk dapat mengatur diri sendiri agar dapat membina persahabatan, berperan serta dalam kegiatan kelompok, memecahkan masalah yang dihadapi kelompok, dan bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama.
  1. Pengembangan kreativitas melalui musik
Dari penelitian, ternyata musik (khususnya klasik) dapat melibatkan kedua belahan otak kiri dan otak kanan. Karena aktivitas musik dapat menggabungkan fungsi analitik dan fungsi kreatif sekaligus.
  1. Pengembangan kreativitas melalui bahasa
Bahasa merupakan kegiatan berkomunikasi dengan orang lain. Disini fungsi utama pada anak-anak adalah: (1) meniru ucapan orang dewasa, (2) membayangkan situasi (terutama dialog), (3) mengatur permainan. Tiga fungsi kegiatan bahasa ini dapat dilakukan di Taman Kanak-kanak melalui kegiatan mendongeng, menceritakan kembali kisah yang telah didengarkan, berbagi pengalaman, sosiodrama ataupun mengarang cerita atau puisi. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kreativitas dan kemampuan bahasa anak dapat terkembangkan lebih optimal.





BAB III
RANCANGAN PEMBELAJARAN

Seorang guru harus kreatif merancang suatu pembelajaran, terutama dalam hal stimulasi pengembangan kreativitas anak. Berikut  beberapa rancangan pembelajaran yang dapat diterapkan khususnya untuk mengembangkan indikator prilaku kreatif yang masih belum optimal pada peserta didik.
a.       Memunculkan ide inovatif anak
Pembelajaran yang dapat dilakukan misalnya dengan:
Metode proyek, guru meminta setiap anak untuk mengemukakan gagasan mereka tentang suatu proyek yang akan dilaksanakan bersama. Contohnya, untuk mengisi acara perpisahan kelas guru bersama anak-anak sepakat untuk membuat mading yang akan ditunjukkan/dipamerkan di aula. Setiap anak diminta untuk membuat karya yang nantinya akan ditempelkan pada mading tersebut.  Karya yang dibuat harus berbeda satu sama lain tentunya dengan koordinasi guru. Karya tersebut dibuat di sekolah dengan bahan dan fasilitas yang ada. Setiap anak dibebaskan untuk memilih karya dan bahan yang diinginkan. Sebagai penghargaan atau reward, guru mewajibkan setiap wali murid untuk membeli hasil karya anaknya dengan harga yang sudah ditentukan.
b.      Menumbuhkan kesukaan bertanya dan prilaku kritis
Metode inquiry, guru menyediakan magig box yang didalamnya terdapat sebuah obyek/benda yang tidak biasanya dilihat oleh anak-anak di kelas. Guru memberi petunjuk sederhana dan anak-anak diminta untuk menebak apa yang ada di dalamnya. Setelah benda ditunjukkan, guru meminta setiap anak untuk bertanya atau berkomentar tentang benda tersebut. Guru memberi reward pada setiap anak yang bertanya atau berkomentar. Jika masih ada anak yang belum juga bertanya atau memberi komentarnya, guru bisa melakukan pendekatan secara individu dan lebih intensif.
c.       Menumbuhkan rasa percaya diri
Dengan metode bercerita dan praktek langsung
Anak-anak diminta untuk membawa benda kesayangannya atau buku yang dimilikinya di rumah. Kemudian beri kesempatan pada mereka untuk menceritakan tentang benda yang dibawanya tersebut di depan teman-tamannya. Selain itu, anak-anak juga dapat bercerita tentang pengalamannya saat liburan, mimpinya, cita-cita, keluarga, gambar yang dibuatnya dan lainnya. Berikan reward atas segala usaha dan penampiannya. Selain bercerita, kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah: menyanyi, bersyair, menari, memimpin doa didepan kelas dan sebagainya.


BAB IV
KESIPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan
1. Kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas, dan diferensiasi yang berdayaguna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
2.  Kreativitas anak dapat distimulasi dan dirangsang oleh guru dengan pembelajaran yang kreatif pula.

5. 2 Saran
1. Upaya mengembangkan kreativitas ini hendaknya dilakukan semenjak dini (golden age), sebab pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan potensinya tersebut.
2. Orangtua dan guru perlu bekerja sama dan memahami kreativitas anak-anak dengan bersikap luwes dan kreatif pula. Kreativitas yang dimiliki anak seharusnya mendapatkan perhatian bimbingan serta stimulasi yang tepat agar dapat berkembang dengan optimal.






















DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Adi W. 2003. Born To Be a Genius. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang         Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Lynch, Anne. 2004. Mengelola Prasekolah. Jakarta: Erlangga
Mulyadi, Seto. 2004. Bermain dan Kreativitas. Jakarta: Penerbit Papas Sinar Sinanti
Munandar, S.C. Utami. 1995. Dasar-Dasar Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Munandar, S.C. Utami. 1995. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi para Guru dan Orang Tua. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Musaffa, Aziz. 2009. Aku Anak Hebat Bukan Anak Nakal. Yogyakarta: Diva Press.
Rachmawati, Y dan Kurniati, E. 2005. Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Widayanti, Ida S. 2005. Smart Choice Suara Hati Seorang Ibu Berbagi Pengetahuan dan Pengalaman. Jakarta: Mizan.









LIA HUDIANI JANNAH
Nim. 07127029
NURMAWATI
Nim. 07127030
ZULAIKAH
Nim. 07127052